Moeslim.id | Mayoritas atau jumhur ulama berpendapat bahwa disyari’atkan mengqashar shalat ketika telah meninggalkan tempat mukim dan keluar dari daerah tempat tinggal. Ini adalah syarat.
Ibnul Mundzir berkata; “Aku tidak mengetahui bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam melakukan qashar dalam beberapa safarnya kecuali beliau telah keluar dari Madinah”.
Anas Radhiyallahu anhu berkata; “Aku shalat Dzuhur empat raka’at bersama Nabi Shallallahu alaihi wasallam di Madinah. Sedangkan di Dzul Hulaifah dua raka’at”. (HR. Bukhari, Fathul Baari: II/569 no. 1089)
Jika seorang musafir tinggal di suatu daerah untuk menunaikan suatu kepentingan, namun tidak berniat mukim, maka dia melakukan qashar hingga meninggalkan daerah tersebut.
Jabir Radhiyallahu anhu berkata; “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tinggal di Tabuk selama dua puluh hari sambil tetap mengqashar shalat”. (HR. Abu Dawud no. 1094)









