MOESLIM.ID | Sabar memiliki arti menahan dan menghalangi, mengandung makna mengekang jiwa dari menolak ketetapan takdir, menahan lisan dari keluh-kesah dan murka, serta mengendalikan anggota tubuh dari tindakan melampaui batas dan reaksi lainnya yang bersifat jasmani lantaran tidak menerima ketetapan takdir.
Saat dilanda berbagai macam musibah, maka kesabaran benar-benar dituntut untuk selalu dikuatkan keberadaannya. Karena musibah yang terjadi tidak lepas dari ketentuan Allah Ta’ala. Sehingga ketidaksabaran, justru akan menggoreskan cacat pada keimanan seseorang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya”. (QS. At Taghabun: 11)
Said bin Jubair berkata, ”Maksud firman Allah di atas, yakni ia mengucapkan istirja dengan mengatakan ‘inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ saat dilanda bencana.”
Bencana atau musibah yang sedang melanda, hakikatnya memiliki peran besar dalam mendidik jiwa seseorang. Karena sudah semestinya jiwa itu juga harus dididik, meskipun dengan bencana.
Sehingga ia akan memiliki kekuatan yang tegar, keteguhan sikap, terlatih, selalu respek dan waspada terhadap lingkungan sekitar.









