
Menteri Luar Negeri Arab Saudi itu menegaskan kembali perlunya bergerak bersama untuk membuat keputusan yang akan mengarah pada hasil nyata menuju gencatan senjata segera dan penerapan solusi dua negara. “Yang terpenting adalah Negara Palestina yang merdeka,” katanya.
Zionis telah membombardir Gaza dan menghancurkannya menjadi puing-puing sejak memulai respons terhadap serangan Hamas 7 Oktober.
Namun, Pangeran Faisal mengatakan perang yang sedang berlangsung di Gaza telah mengakibatkan bencana kemanusiaan yang menghancurkan karena kejahatan zionis di Tepi Barat, Masjid Al Aqsa, dan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen lainnya.
Pangeran Faisal juga menekankan bahwa hak untuk membela diri zionis tidak membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai alat perang, hasutan, dehumanisasi, dan penyiksaan sistematis yang mencakup kekerasan seksual dan kejahatan lain yang terdokumentasi oleh militer zionis.
Arab Saudi telah berulang kali mengatakan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan zionis tanpa pembentukan Negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Namun, zionis tidak menunjukkan minat untuk melakukannya.