
Lebih lanjut, Buya Amirsyah mengajak semua pihak untuk memperkuat tabayyun, sehingga memiliki sikap yang teliti, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta mencari kejelasan tentang suatu hal sebelum bertindak atau menyimpulkan sesuatu.
“Dalam konteks Islam, mengedepankan sikap tabayyun merupakan salah satu akhlak mulia yang dianjurkan untuk menghindari berita fitnah, palsu atau hoaks, dan memastikan kebenaran sebuah informasi,” jelasnya.
Menurut Buya Amirsyah, tabayyun dapat membantu mencegah timbulnya kesalahpahaman atau perselisihan akibat informasi yang belum jelas atau akurat.
Buya Amirsyah menukil Quran Surat Al Hujurat Ayat 6 terkait kewajiban untuk melakukan tabayyun yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.