
Lebih lanjut, Yandri meminta masyarakat tidak menjadikan tindakan para santri tersebut polemik. Dia menyebut masih banyak hal lain yang lebih penting untuk dibahas.
“Lebih baik kita diskusikan hal lain yang lebih penting dan produktif. Banyak sekali masalah yang perlu kita selesaikan bersama. Jangan mudah cap orang lain radikal,” tuturnya.
Diketahui, dalam video yang beredar dan dibagikan di sosial media, terlihat sekelompok orang yang disebut sebagai santri menutup kuping. Si perekam yang diduga merupakan guru atau ustaz menyebut bahwa mereka menutup telinga karena ada alunan musik di lokasi.
Namun, tidak jelas kapan dan di mana lokasi kejadian tersebut. Tidak disebutkan juga dari mana asal santri-santri tersebut.
Pandangan MUI
Sebelumnya, Wakil Sekjen MUI, M Ziyad, juga mengomentari soal video santri tersebut. Ziyad mengaku bahwa dia adalah pengajar dari penghafal Al-Qur’an (tahfiz). Menurutnya, para santri dijaga hafalannya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal lain.








