Iran Tidak Hentikan Pengayaan Uranium, Timur Tengah Diambang Perang?

Uranium Iran
Uranium Iran. (Foto: BBC)

Negosiasi AS-Iran yang dimediasi Oman ditangguhkan setelah Israel memulai kampanye pengeboman 12 hari awal tahun ini.

Bulan lalu, Uni Eropa dan Inggris memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran yang telah dicabut sebagai bagian dari perjanjian nuklir 2015, yang ditarik AS selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump. Teheran sejak itu menyatakan tidak lagi terikat oleh perjanjian 2015, yang berakhir pada bulan Oktober.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menangguhkan implementasi perjanjian Kairo dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Namun, kerja sama tersebut tidak sepenuhnya terputus, melainkan “ditunda sementara.”

Baca Juga:  Hari Persahabatan Internasional, Islam Sudah Dari Dulu

Perjanjian yang ditandatangani pada bulan September akan memungkinkan organisasi tersebut untuk melanjutkan inspeksi fasilitas nuklir Iran setelah Teheran menangguhkannya menyusul pengeboman Israel dan AS pada bulan Juni. Kesepakatan itu kehilangan signifikansinya tak lama setelah itu, ketika Inggris, Prancis, dan Jerman yang semuanya merupakan penandatangan perjanjian nuklir 2015 memicu kembalinya sanksi PBB terhadap Teheran.

Berbicara kepada Press TV pada hari Sabtu, Araghchi menekankan bahwa Iran siap untuk kembali ke perjanjian Kairo jika “proposal yang adil diajukan dengan cara yang melindungi hak-hak bangsa Iran.”