
Rohingya Pasca Kudeta Aung San Suu Kyi Aung San Suu Kyi menjadi pemimpin de facto Myanmar tahun 2015.
Pada masa pemerintahannya, Suu Kyi mendapat banyak sekali dukungan domestik. Meski begitu, banyak kritik yang menilai Suu Kyi gagal membangkitkan demokrasi yang sudah lama mati di negara tersebut.
Alih-alih membangkitkan demokrasi, Suu Kyi justru membela aksi kekerasan terhadap orang Rohingya dan membatasi kebebasan pers.
Di tahun 2021, pemerintahan Suu Kyi runtuh akibat kudeta junta militer. Banyak orang saat itu berharap kudeta ini dapat menjadi harapan bagi lahirnya kembali demokrasi di Myanmar.
Sayangnya, harapan itu kandas karena kudeta justru mendorong Myanmar masuk ke dalam periode penuh kekerasan yang baru. Perekonomian Myanmar ikut merosot pasca kudeta.








