Kisah Haru, Pernikahan di Tengah Bencana Alam Aceh

Pernikahan di tengah bencana alam Aceh
Pernikahan di tengah bencana alam Aceh. (Foto: Kemenag)

Setengah jalur di kawasan Rembele mulai ditutup karena ada badan jalan yang ambrol. Lebih parahnya, jalan ambruk tersebut berada di jalan yang menurun sehingga harus hati-hati melewati kawasan itu.

Sekitar 20 menit perjalanan, ia tiba di kediaman calon inen mayak (pengantin wanita), tempat acara akad nikah akan dilaksanakan. Tuan rumah menyambutnya dengan baik. Dalam kondisi basah kuyup akibat guyuran hujan, Wildan terpaksa mengeringkan pakaian di dekat tungku nasi.

“Pak, di sini saja keringkan pakaian dan menghangatkan badan. Bau asap sedikit tidak apa-apa maklum kondisi seperti ini,” ujar Wildan mengulangi perkataan Imam Karang Rejo, Miswadi.

Baca Juga:  Malala Yousafzai, Peraih Nobel Perdamaian Menikah Secara Islam

Di lokasi acara, suasana tidak seperti yang direncanakan oleh empunya hajatan karena pelaminan yang sudah dipesan tidak sampai akibat akses jalan yang terputus serta longsor.

Masyarakat secara bersama-sama membantu tuan rumah mempersiapkan acara di tengah hujan. Mereka memasak dan menyajikan makanan untuk tamu yang datang.