Kisah Haru, Pernikahan di Tengah Bencana Alam Aceh

Pernikahan di tengah bencana alam Aceh
Pernikahan di tengah bencana alam Aceh. (Foto: Kemenag)

Hujan belum reda, banyak orang yang berkumpul di dekat tungku nasi untuk menghangatkan badan. Suasana dingin mulai dibalut kekhawatiran karena calon aman mayak yang tak kunjung datang. Beberapa pemuda diutus menggunakan motor trail untuk menunggu rombongan pengantin di jalan-jalan yang bisa dilewati kendaraan.

Sekitar jam 12.00 WIB, sebuah sepeda motor memasuki pekarangan rumah. Dua orang pria turun dari kendaraan dalam kondisi basah. Warga menatap tajam dua orang tersebut sembari berharap ada kabar gembira. Mereka adalah ayah dan ipar dari aman mayak.

Baca Juga:  Hamas Tolak Pelucutan Senjata Sampai Palestina Merdeka

Ayah dari aman mayak tersebut menjelaskan, awalnya mereka menggunakan dua sepeda motor termasuk aman mayak menuju lokasi akad nikah. Namun di tengah jalan, aman mayak terpisah dari rombongan dan diperkirakan menggunakan jalur alternatif lain karena akses jalan utama Aceh Tengah-Bener Meriah tidak bisa dilewati akibat longsor di beberapa kawasan. Untuk dihubungi juga tidak memungkinkan karena jaringan komunikasi putus.

Kondisi ini sudah dimaklumi, biasanya pengantin diantar menggunakan kendaraan roda empat, namun dalam kondisi longsor dan banjir kendaraan roda dua menjadi solusi untuk melewati jalan-jalan yang sudah dipenuhi longsor.

Baca Juga:  Asrama Haji Padang Pariaman Sumbar Bakal Jadi Debarkasi 

Sekitar pulul 12.30 WIB, azan mulai berkumandang, namun pengantin tak kunjung tiba. Penghulu, inen mayak dan masyarakat mulai khawatir karena acara ini semestinya dilaksanakan pukul 10.00 WIB.