Kisah Haru, Pernikahan di Tengah Bencana Alam Aceh

Pernikahan di tengah bencana alam Aceh
Pernikahan di tengah bencana alam Aceh. (Foto: Kemenag)

“Kita tunggu sampai pengantin datang. Kalau pun ditunda kita setidaknya sudah tahu informasinya,” ujar Wildan lagi.

Usai salat Zuhur berjamaah, Reje Kampung (Kepala Desa) kembali mengutus beberapa orang pemuda menggunakan motor trail untuk mencari keberadaan pengantin pria. Abang ipar dan adik inen mayak juga diikutsertakan karena mereka mengenal aman mayak.

Penghulu masih setia menanti di tengah hujan yang belum reda. Akhirnya, pada pukul 14.30 WIB, aman mayak tiba di lokasi akad nikah bersama rombongan pemuda yang menjemputnya. Raut kebahagiaan tak hanya muncul dari inen mayak, tapi juga dari masyarakat yang sudah memadati lokasi acara sejak pagi hari.

Baca Juga:  Kemenko PMK dan MUI Perkuat Ketahanan dan Kualitas Keluarga

Akad nikah akhirnya dilaksanakan. Ayah kandung dari inen mayak bertindak sebagai walinya. Suasana lokasi akad nikah dibalut rasa haru, inen mayak meneteskan air mata karena perjuangan aman mayak untuk menghalalkan dirinya.

“Hari ini kita diuji dengan ketakutan dengan bencana banjir dan longsor, inen mayak diuji dengan ketakutan karena aman mayak tidak kunjung datang, namun pada akhirnya dia sampai kekhawatiran itu mulai hilang. Ingatlah momen ini, jadikan cobaan ini untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah,” ujar penghulu di sela-sela nasihat pernikahan.