
Sebenarnya, masih melansir laman yang sama, orang Irak telah lama berusaha membersihkan negara mereka dari pasukan asing, baik Amerika maupun Iran. Namun mereka gagal melakukannya.
Alih-alih memisahkan diri dari Amerika atau Iran, sebenarnya banyak faksi-faksi Irak lebih memilih untuk tidak ikut ke mana-mana. Namin memanh ada sebagian kelompok, terutama di wilayah basis kota-kota suci Syiah yang cenderung reaktif ke zionis.
“Kelompok-kelompok ini hanyalah penjahat dan pencuri,” kata seorang lulusan salah satu seminari bernama Sistani.
“Semua orang Irak tahu bahwa mereka hanyalah karyawan Iran,” tambahnya.
Di sisi lain, Amerika juga telah berupaya menjauhkan Irak dari pengaruh Iran. Pada 11 November misalnya, pasukan Amerika menyerang milisi pro-Iran di Suriah, dekat perbatasan Irak.
“Donald Trump, setelah menjadi presiden, mungkin akan bertindak lebih jauh. Selama masa jabatan terakhirnya, ia memerintahkan pembunuhan komandan PMF saat itu, Abu Mahdi Al Muhandis, dan jenderal tertinggi Iran, Qassem Suleimani, di Baghdad,” muat analisis laman itu lagi.








