
Dia juga menyerukan pentingnya kemandirian bangsa, yakni kemampuan mencukupi kebutuhan sendiri, baik dari sektor pangan, pendidikan, infrastruktur, hingga sumber daya manusia.
“Bangunlah pendidikan yang baik. Cukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan rakyat. Itulah makna kebangkitan yang sesungguhnya,” lanjutnya.
Menambahkan pandangan keagamaannya, Kiai Marsudi mengutip kaidah fikih yang menegaskan bahwa pembangunan adalah keniscayaan bagi tegaknya sebuah negara.
“Ad daulatu la taqumu illa bi imaratiha wa binauha dharuratan minad dharurat,” kutipnya, yang berarti negara tidak akan tegak tanpa mengelola dan membangunnya adalah suatu keharusan.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia dan pemenuhan kebutuhan rakyat secara nyata sebagai wujud dari kebangkitan.