
Arakani menegaskan, lebih dari satu juta Rohingya layak untuk kembali. Hanya saja, bagaimana pemulangan dapat terjadi ketika 95% Arakan dikuasai oleh Tentara Arakan (AA)—kelompok bersenjata dengan catatan permusuhan yang terdokumentasi terhadap Rohingya?
“Militer pergi bukan karena perdamaian, tetapi karena mereka kehilangan kendali dalam perang. Sekarang, militer yang sama mengklaim mereka akan melindungi kami?”
Lebih lanjut, dia mempertanyakan apakah para pengungsi yang kembali akan diserahkan ke wilayah yang dikuasai AA, di mana laporan kerja paksa, perampasan tanah, dan intimidasi terhadap Rohingya terus bermunculan.
Syedul Mostafa, seorang pemimpin muda Rohingya dan advokat yang tinggal di kamp, mengajukan serangkaian pertanyaan mendesak yang menurutnya harus dijawab sebelum pemulangan dilakukan.
Diantaranya, Mostafa mempertanyakan, mengapa hanya sebanyak 180.000 orang yang disetujui Bangladesh untuk dipulangkan, sementara Myanmar bahkan belum memverifikasi 70.000 sisanya dari daftar yang diajukan.