Perang Suriah Memanas, Rusia dan Iran Kembali Bertikai

Perang di Suriah. (Foto: Net)

Rusia bergabung dengan Iran menyatakan kekhawatiran yang sangat besar atas kekalahan militan oleh pasukan pemerintah dan menekankan dukungan yang kuat bagi kedaulatan dan integritas teritorial Republik Arab Suriah setelah panggilan telepon pada Sabtu antara dua diplomat tertinggi mereka.

Eskalasi mendadak di Suriah terjadi setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana untuk menciptakan zona aman di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan mengusir pasukan Kurdi yang bermusuhan. Karena Rusia dan Iran sedang sibuk, pertanyaannya adalah apakah Erdogan melihat sebuah peluang.

Baca Juga:  Prakualifikasi MTQ Internasional Diikuti Peserta Dari Lima Benua

Turki adalah pemain kunci karena tidak hanya memiliki militer terbesar di NATO setelah Amerika Serikat (AS), tetapi juga karena memandang perjuangannya melawan separatis Kurdi sebagai perang yang penting. AS melihat kelompok Kurdi sangat penting untuk mengalahkan dan mencegah kebangkitan ISIS di Suriah.

Dengan bantuan Rusia, tentara Suriah berhasil merebut kembali Aleppo pada tahun 2016 setelah pengepungan yang panjang. Kini, Rusia membutuhkan “berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan” untuk merebut kembali kota itu, kata Elena Suponina, pakar Timur Tengah yang berbasis di Moskow.

Baca Juga:  MAN Insan Cendekia Se-Indonesia Tanam 10.000 Pohon

Kemenangan para pemberontak dapat membuat mereka tiba di perbatasan, sementara pemulihan pasukan Assad kemungkinan akan menunjukkan peningkatan bantuan dari Iran.(bloombergtechnoz.com)