
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menegaskan nuklir “tidak ada dalam radar” perjanjian ini. Namun, ia menambahkan pakta tersebut bisa diperluas untuk mencakup negara-negara Teluk lainnya.
Zionis, yang secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara nuklir di Timur Tengah, diperkirakan akan mengawasi situasi ini dengan cermat. Keprihatinan zionis kian besar pascaserangan militernya ke Qatar pekan lalu, yang oleh negara-negara Teluk dianggap sebagai ancaman langsung.
Saudi juga telah menyatakan bahwa jika Iran memiliki senjata nuklir, Riyadh akan mengikuti langkah serupa. Hal ini membuat pakta dengan Pakistan dipandang sebagai pengisi kesenjangan strategis terhadap zionis dan Iran.
Menurut Hasan Alhasan, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies, langkah Saudi mencerminkan berkurangnya kepercayaan pada payung keamanan Amerika Serikat. Riyadh tampaknya ingin mencari opsi alternatif setelah melihat keterbatasan perlindungan eksternal, terutama dari Washington.
India musuh lama Pakistan mengaku akan mempelajari implikasi pakta ini terhadap keamanan nasional dan stabilitas regional.








