
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Komisi Penasihat Nasional Hak Asasi Manusia, tindakan anti-Semit di Prancis menurun 51 persen tahun lalu, sementara tindakan anti-Islam meningkat 52 persen. Dengan kata lain, anti-Semitisme telah digantikan oleh Islamofobia di Prancis.
Angka mencolok ini, yang diungkapkan oleh pejabat resmi, menunjukkan bahwa keberadaan Islam dan keamanan umat Islam di Prancis jelas terancam.
Berdasarkan fakta-fakta yang dibahas selama ini, Macron yang kalah melawan partai-partai pusat dalam pemilihan kepala daerah yang diadakan pada bulan Juni, jelas akan lebih menguatkan kesan Islamofobianya untuk mempertahankan popularitas di masyarakat dan mendapatkan suara dari lawan-lawannya.
Sejalan dengan tujuan tersebut, ia akan terus menghadirkan keberadaan umat Islam di tanah air sebagai ancaman bagi keamanan negara dan masyarakat. Sebagai hasil dari proses ini, tampaknya keputusan baru mungkin dibuat yang membatasi kebebasan umat Islam di masa mendatang.(dailysabah.com)








