Respon Wacana Relokasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia

Warga Gaza Palestina
Warga Gaza Palestina. (Foto: Net)

Moeslim.id | Wacana relokasi dua juta warga Gaza ke Indonesia sebagai bagian dari rekonstruksi pascakonflik dengan Israel menuai pro dan kontra di masyarakat. Wacana ini mencuat melalui laporan NBC News, media berbasis di Amerika Serikat, pada Minggu (19/1/2025), hanya dua hari sebelum pelantikan Presiden AS Donald Trump.

Dalam laporan tersebut, utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff, mengungkapkan rencana relokasi warga Gaza ke Indonesia sebagai solusi sementara selama masa gencatan senjata dengan Israel.

Baca Juga:  Kerugian Kecelakaan Arus Mudik 2024 Capai Rp2 Triliun

Menanggapi isu tersebut, Yusli Effendi, S.IP., M.A., dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB) dan pakar kajian Timur Tengah, menyampaikan pandangan kritis. Menurutnya, wacana ini perlu disikapi dengan hati-hati karena membawa konsekuensi besar, baik secara politik maupun sosial-ekonomi.

Dalam pernyataannya, Yusli menyoroti bahwa wacana relokasi ini bukanlah pernyataan resmi yang keluar dari jalur diplomasi antarnegara. Ia menilai langkah ini lebih sebagai upaya “testing the water” oleh Amerika Serikat untuk mengukur respons internasional.

“Perlu dipahami bahwa ini bukan berasal dari saluran diplomatik resmi, meskipun dilontarkan oleh utusan Timur Tengah Trump. Dengan demikian, wajar jika Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan tidak menerima informasi resmi dari pemerintah AS terkait hal ini,” tegas Yusli.