Respon Wacana Relokasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia

Warga Gaza Palestina
Warga Gaza Palestina. (Foto: Net)

Lebih jauh, Yusli menjelaskan bahwa langkah ini tidak perlu ditanggapi dengan serius, terutama karena gagasan tersebut sangat tidak realistis.

“Menurut saya, ini tidak lebih dari sekadar upaya untuk melihat reaksi publik internasional. Dalam istilah diplomasi, ini yang disebut ‘testing the water’. Amerika Serikat ingin melihat respons Indonesia dan negara-negara lain terhadap wacana ini,” jelasnya.

Yusli dengan tegas menyebut relokasi ini sebagai langkah yang dapat menghapus jejak sejarah Palestina. Menurutnya, ide ini dapat menjadi perangkap politik yang berbahaya.

Baca Juga:  MUI Serahkan Rp23 Miliar Dana Kemanusiaan Untuk Palestina

“Palestina memang membutuhkan bantuan, tetapi gagasan meninggalkan tanah air mereka sama saja dengan pengusiran terselubung. Jika relokasi terjadi, ini akan mengulang tragedi Nakbah 1948, ketika ratusan ribu warga Palestina diusir oleh Israel. Mereka kehilangan tanah, rumah, dan identitas sejarah mereka,” ujar Yusli.

Ia juga menambahkan bahwa relokasi sebesar ini hampir mustahil dilakukan. “Bayangkan saja, jarak antara Palestina dan Indonesia sangat jauh. Bagaimana caranya memindahkan dua juta orang? Ini bukan sekadar memindahkan individu, tetapi komunitas besar yang memiliki akar budaya, sejarah, dan identitas yang kuat. Relokasi ini jelas tidak realistis,” ungkapnya.