Moeslim.id | Disyari’atkan bagi seorang mu’min untuk berjalan menuju shalat berjama’ah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, walaupun saat itu imam sedang ruku, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Sunah bagi orang yang mendatangi shalat adalah berjalan dengan tenang dan pelan serta dimakruhkan berjalan cepat. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;
إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ ، فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ ، وَلَا تُسْرِعُوا ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ ، فَصَلُّوا ، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
“Jika kalian mendengarkan iqamah, maka berjalanlah menuju shalat. Hendaknya anda dalam kondisi tenang dan pelan. Jangan tergesa-gesa. Apa yang anda dapatkan, shalatlah dan apa yang anda terlewatkan, maka sempurnakanlah”. (HR. Muslim: 945)
Jika dia masih berkesempatan mendapatkan ruku’nya imam, maka alhamdulillah. Dan jika tidak keburu, maka dia harus menambah satu raka’at lagi.
Apabila seorang makmum mendapatkan ruku’nya imam, maka dia dianggap mendapat satu raka’at. Inilah pendapat yang benar dari jumhur ulama. Dalam keadaan seperti ini, dia tidak wajib membaca syrat Al Fatihah.