Hukum Istibra, Pengertian dan Ancaman Jika Melanggarnya

Ilustrasi hukum istibra. (Foto: Net)

Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata;

إِذَا وُهِبَتِ الْوَلِيْدَةُ الَّتِي تُوْطَأُ، أَوْ بُيِعَتْ، أَوْ عُتِقَتْ، فَلْيَسْتَبْرَأْ رَحِمَهَا بِحَيْضَةٍ، وَلاَتَسْتَبْرَأُ الْعَذَارَاءُ.

“Jika seorang budak wanita yang pernah dicampuri dihadiahkan, dijual atau dimerdekakan, maka ia harus istibra dengan satu kali haidh, sedangkan jika ia masih gadis maka tidak perlu istibra”. (HR. Bukhari: IV/423 secara mu’allaq).(*)

Baca Juga:  Bolehkah Seorang Non-Muslim Menjadi Wali Nikah?