Kewajiban Ibadah Kepada Allah Dari Baligh Sampai Mati

Tips mengajarkan anak shalat. (Foto: Net)

Para ulama ahli tafsir bersepakat, makna al yaqin dalam ayat ini adalah kematian. Hal ini, sebagaimana tersebut dalam firman Allah pada ayat lain, yang memberitakan pertanyaan penduduk surga kepada penduduk neraka;

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَقَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَوَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَوَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِحَتَّىٰ أَتَانَا الْيَقِينُ

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka (penduduk neraka) menjawab; ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami al yaqin (kematian)’.” (QS. Al Muddatstsir: 42-47)

Baca Juga:  Inilah Pahala dan Keutamaan Puasa Hari Arafah

Setelah kita mengetahui kaidah-kaidah tentang ibadah ini, maka ketahuilah, seseorang yang memiliki anggapan bahwa kewajiban beribadah kepada Allah dengan syari’at Nabi Muhammad gugur atas diri seseorang yang telah mencapai hakikat atau ma’rifat, sungguh anggapan ini bertentangan dengan Al Quran, Al Hadits dan kesepakatan umat Islam, semenjak dahulu sampai sekarang.(*)