Moeslim.id | Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang meminta jabatan dan ambisi terhadap kekuasaan. Sebagaimana sabda beliau;
يَا عَبْدَالرَّحْمَنِ بِن سَمُرَةَ لا تَسْأَلِ الإمَارَةَ، فَإنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلتَ إلَيْهَا، وَإنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
“Wahai Abdurrahman, janganlah meminta menjadi pejabat, jika engkau mendapatkannya dengan cara meminta niscaya engkau serahkan kepadanya (tanpa dibantu oleh Allah) dan jika engkau mendapatkannya tanpa meminta niscaya Allah membantumu (dalam menjalankannya)”. (HR. Bukhari: 7147 dan Muslim: 1652)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda;
إنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإمَارَةِ، وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ القِيَامَةِ، فَنِعْمَ المُرْضِعَةُ وَبِئْسَتِ الفَاطِمَةُ.
“Kalian akan berambisi terhadap jabatan padahal dia adalah penyesalan pada hari kiamat, dia adalah sebaik-baik wanita yang menyusui dan seburuk-buruk wanita yang menghentikan susuannya”. (HR. Bukhari: 7148)
Diriwayatkan dari Abi Musa Radhiyallahu anhu, ia berkata; “Aku mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersama dua orang lelaki dari kaumku, lalu salah seorang lelaki itu berkata; ‘Angkatlah kami jadi pejabat wahai Rasulullah!’, lelaki yang lainpun berkata demikian, maka Nabi bersabda; ‘Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang ambisi dengannya’.” (HR. Bukhari: 7149 dan Muslim : 1733)
Diriwayatkan dari Abi Dzar Radhiyallahu anhu, ia berkata; “Wahai Rasulullah! tidakkah engkau memakai aku dalam sebuah jabatan?”. Maka beliau memukulkan tangannya pada pundaknya kemudian bersabda; ‘Wahai Abu Dzar! Engkau adalah orang yang lemah, sesungguhnya dia pada hari kiamat adalah amanah, kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya padanya’.” (HR. Muslim).(*)









