
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman;
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah kepadaKu”. (QS. Adz Dzariyat: 56)
Untuk membawa misi ibadah itu pulalah Allah mengutus para rasulNya sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلاَلَةُ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya”. (QS. An Nahl: 36)
Kemudian Allah menjadikan peribadatan itu sebagai ketetapan baku bagi Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sampai wafatnya.
Dengan sifat beribadah itu pula, Allah memberikan sifat kepada para malaikat serta para nabiNya, sebagaimana firmanNya;
وَلَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ عِندَهُ لاَيَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلاَيَسْتَحْسِرُونَ. يُسَبِّحُونَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَيَفْتُرُونَ
“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit-langit dan di bumi, sedangkan makhluk yang ada di sisi-Nya (para malaikat dan para nabi) tidak pernah sombong untuk beribadah kepadaNya dan tidak pernah lelah. Mereka senantiasa bertasbih malam dan siang tanpa ada putus-putusnya”. (QS. Al Anbiya: 19-20)








