
Mengingatkan Imam, dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma : “Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengerjakan suatu shalat lalu membaca surat dan bacaannya tercampur (keliru). Ketika selesai beliau berkata pada Ubay, “Apakah engkau shalat bersama kami?” Dia berkata, “Ya.” Beliau berkata, “Lalu, apakah yang menghalangimu (untuk membenarkan bacaanku tadi?” (HR. Abu Dawud no. 803)
Mencolek Kaki Orang yang Tidur, dari Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Aku menyelonjorkan kakiku pada kiblat Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang sedang shalat. Jika sujud, beliau mencolekku dan aku pun mengangkatnya. Jika beliau berdiri aku menyelonjorkannya lagi.” (HR. Bukhari: III/80 no. 1209, Muslim: I/367 no. 512)
Menahan Orang yang Lewat di Depannya, Dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يُجْتَـازُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلْيَدْفَعْ فِي نَحْرِهِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ.
“Jika salah seorang di antara kalian shalat menghadap ke sesuatu yang menjadi pembatas baginya dari manusia, kemudian seseorang hendak lewat di depannya, maka doronglah pada lehernya. Jika dia menolak, maka perangilah (lawanlah) dia. Karena sesungguhnya dia adalah syaitan.” (Shahih Al Jaami’ush Shaghiir no. 638 dan Muslim: I/362 no. 505)
Menangis, dari Ali Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Tidak ada seorang penunggang kuda pun di antara kami pada hari perang Badar selain al Miqdad. Aku tidak melihat seorang pun di antara kami melainkan sedang tidur (malam). Kecuali Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Beliau shalat sambil menangis di bawah sebuah pohon hingga Shubuh.” (HR. Ahmad: XXI/36 no. 225).(*)