
Riba jenis ini sangat terkenal pada masa jahiliyyah, lalu Al Quran datang untuk mengharamkannya dan melarangnya, juga mengancam pelakunya.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
لاَ رِبَا إِلاَّ فِى النَّسِيْئَةِ
“Tidak ada riba kecuali pada nasi’ah”. (HR. Bukhari)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda;
اَلذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيْرُ بِالشَّعِيْرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَداً بِيَدٍ فَإِذَ اخْتَلَفَتْ هذِهِ اْلأَصْنَافُ فَبِيْعُوْا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ
“(Jual beli) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma dan garam dengan garam, ukurannya harus sama, dan harus dari tangan ke tangan (dilakukan dengan kontan). Jika jenis-jenisnya tidak sama, maka juallah sesuka kalian asalkan secara kontan”. (HR. Bukhari).(*)