Benarkah Ada Perintah Hadits Menuntut Ilmu ke Negeri China?

Ilustrasi tembok besar di China. (Foto: Net)

Para Ulama ahli hadits telah menegaskan bahwa hadits ini adalah hadits palsu atau minimal sangat lemah. Imam Al Bazzar berkata, ‘Hadits ini tidak ada asalnya (palsu)’. Imam Ibnu Hibban berkata, ‘Hadits ini batil (palsu) dan tidak ada asal-usulnya’.

Kesimpulannya, hadits ini adalah hadits palsu atau minimal sangat lemah dari semua jalur periwayatannya.

Imam Al Baihaqi rahimahullah berkata, ‘Hadits ini diriwayatkan dari berbagai jalur dan semuanya lemah’. Demikian pula Syaikh Al Albani rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini palsu dan batil dari semua jalur periwayatannya.

Baca Juga:  Sejarah dan Perkembangan Islam di Vietnam

Kemudian, dari segi makna, hadits ini juga mengandung makna yang patut dipertanyakan. Karena negeri China bukanlah negeri yang dikenal sebagai negeri Islam dan tempat menuntut ilmu agama.

Kalaupun ada ilmu di sana, maka hanyalah ilmu-ilmu dunia yang tidak mungkin diperintahkan dan diwajibkan untuk menuntutnya dengan bersusah payah dan menempuh perjalanan jauh, seperti yang disebutkan dalam hadits ini.

Pada asalnya, ilmu yang diperintahkan untuk dituntut dalam Islam dan ditekankan kewajibannya adalah ilmu agama, yaitu ilmu tentang petunjuk Allah Azza wa Jalla dan petunjuk Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam untuk memperbaiki iman dan ibadah kepada Allah Ta’ala. Inilah ilmu yang dipuji dan diperintahkan dalam Islam.(*)