
Meskipun demikian, dengan dukungan dua anggota Kongres AS, Presiden Mikronesia, Emanuel Mori, memberikan persetujuan pendaftaran resmi kepada komunitas Ahmadiyah di negara bagian Kosrae pada bulan April 2015.
Meskipun populasi Muslim di Negara Federasi Mikronesia kecil, mereka berusaha keras untuk mempertahankan praktik-praktik Islam mereka. Tidak ada masjid besar di negara ini, tetapi terdapat ruang shalat kecil dan pusat-pusat pembelajaran Islam.
Umat Muslim umumnya salat di rumah atau berkumpul untuk salat berjamaah. Mereka juga merayakan hari-hari besar Islam, termasuk Ramadan.
Meskipun toleransi beragama berlaku di negara ini, terdapat beberapa tantangan dalam menyebarkan Islam. Salah satu masalah signifikan adalah terbatasnya ketersediaan makanan halal.
Selain itu, hampir tidak ada lembaga pendidikan Islam di negara ini. Karena komunitas Muslimnya kecil, kesempatan bagi generasi muda untuk mempraktikkan Islam juga terbatas.