
Setelah tahun 1884, para pekerja paksa di Fiji telah menyelesaikan masa kontrak kerja 5 tahun mereka, muslim disana mulai membangun kehidupan mereka sebagai orang merdeka di berbagai lini kehidupan di Fiji.
Meski jumlah mereka sedikit kadangkala juga terisolir namun menunjukkan keinginan saling bersilaturrahmi dan bekerjasama di antara sesama muslim dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Kelompok muslim ini merupakan kelompok generasi pertama dari para pekerja paksa dari India, rata rata dari mereka memiliki kemampuan baca tulis yang baik termasuk kemampuan membaca kitab suci Al Qur’an sehingga tak terlalu sulit untuk membentuk struktur mayarakatnya sendiri termasuk dalam kepemimpinan pelaksanaan salat, pengajaran dan sebagainya.
Shalat berjemaah masih dilaksanakan di rumah karena belum adanya masjid, tetapi semangat itu telah sangat membantu mengokohkan identitas keislaman mereka serta menunjukkan ukhuwah yang kuat.
Pada tahun 1900 sebuah masjid pertama dibangun di Navua di atas lahan yang disediakan oleh Perusahaan Gula Fiji kemudian menyusul pembangunan masjid kecil dan sekolah di Nausori di atas lahan yang disediakan oleh Perusahaan Refineri Gula Kolonial, dan sebuah masjid lainnya dibangun di Labasa tahun 1902.