
Komunitas Muslim dalam sejumlah kesempatan mengundang pengurus dari Front Lao untuk Pembangunan Nasional dan Prefektur Vientiane ke festival perayaan mereka.
Pada tahun 2001, pemerintah Republik Demokratik Rakyat Laos mulai membatasi dan mengendalikan praktik Islam (dan agama-agama lain) di negara tersebut. Umat Muslim Laos telah mewakili negara tersebut dalam berbagai acara internasional seperti di Indonesia, pada Konferensi Lintas Agama tahun 2006, dan pada konferensi Kamboja awal tahun 2008.
Di Vientiane, Muslim Association berkantor pusat di Masjid Jamia Vientiane yang bertingkat dua . Presidennya adalah Haji Muhammad Rafiq Sofi Sengsone. Masjid ini memiliki komunitas Tamil dan Pashtun yang kuat dan didirikan pada tahun 1970 oleh Muslim Laos.
Maulvi Qamruddin adalah seorang imam Tamil terkemuka di masjid tersebut dan masjid tersebut juga pernah memiliki seorang imam Bangladesh . Ada masjid lain yang dikenal sebagai Masjid Azahar tidak terlalu jauh dari sana yang didirikan oleh komunitas Cham pada tahun 1986, dan dikenal sebagai Masjid Kamboja (karena asal usul mereka).
Masjid ini juga memiliki sebuah maktab. Sebuah ruang sholat Muslim juga dapat ditemukan di Bandara Internasional Wattay, gerbang internasional utama negara tersebut dan juga terletak di ibu kota.








