
Hal ini menciptakan jurang pemisah antara umat Islam yang beribadah ke arah timur (wong ngadep ngetan) dan barat (wong ngadep ngulon). Umat Islam yang beribadah ke arah timur lebih ortodoks dalam agama mereka, sedangkan mereka yang beribadah ke arah barat adalah orang Jawa dan lebih berpegang teguh pada budaya Jawa tradisional mereka.
Menurut sensus tahun 2012, terdapat 75.053 muslim di Suriname. Jumlah ini meningkat dari 66.307 Muslim pada tahun 2004. Persentase muslim keturunan Indo-Suriname menurun dari 17% menjadi 13% pada periode yang sama (-4%), terutama karena emigrasi ke Belanda dan penurunan angka kelahiran. Persentase Muslim di antara orang Maroon meningkat dua kali lipat dari 0,1%.
Islam merupakan agama utama di kalangan masyarakat Jawa Suriname (67%) dan agama terbesar kedua di kalangan masyarakat Indo-Suriname (13%) dan masyarakat multiras (8%).
Distrik Commewijne mempunyai persentase penduduk Muslim tertinggi (kebanyakan suku Jawa Suriname), diikuti oleh Distrik Nickerie dan Distrik Wanica (kebanyakan suku Indo-Suriname).
Suriname (sejak 1996) dan Guyana (sejak 1998) adalah satu-satunya negara di benua Amerika yang menjadi negara anggota Organisasi Kerjasama Islam.(*)