
Pada tahun 2011, otoritas Belgia memberlakukan larangan penggunaan pakaian penutup wajah di tempat umum, yang berarti penggunaan niqab dan burqa dianggap tidak sesuai dengan masyarakat Belgia.
Larangan tersebut ditentang oleh dua wanita Muslim, pertama di Mahkamah Konstitusi dan kemudian di Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR), tetapi tetap dipertahankan.
Berbagai penelitian telah menyimpulkan bahwa status ekonomi Muslim di Belgia lebih rendah daripada non-Muslim. Misalnya, sebuah penelitian tahun 2007 menemukan pengangguran di antara warga Belgia Turki dan warga Belgia Maroko sebesar 29-38%.
Kekhawatiran utama umat Muslim Belgia adalah diskriminasi sistematis di pasar. Misalnya, umat Muslim yang bergelar sarjana hukum mungkin tidak dapat memperoleh pekerjaan selama bertahun-tahun, dan lamaran pekerjaan dan sewa apartemen mungkin ditolak karena nama Muslim mereka.Â
Laporan Open Society Foundation tahun 2011 berjudul Muslim di Antwerp menemukan bahwa umat Muslim merasakan “rasa memiliki yang kuat” terhadap lingkungan tempat tinggal mereka dan kota Antwerp, namun kurang terhadap negara Belgia secara umum.