
Dalam Al Quran dijelaskan bahwa Allah Subhanahun wa Ta’ala telah memberikan keistimewaan bagi penghuni Mekah dengan menjadikan dia sebagai tempat yang aman bagi mereka.
Sebagaimana Allah Subhanahun wa Ta’ala berfirman;
أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Al Qashash: 57)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;
إنَّ إبراهيمَ حرَّمَ مكةَ ، وأني حَرَّمْتُ المدينةَ ، ما بين لابَتَيْها ، لا يُقطَع عِضَاهُها ، ولا يُصَادُ صَيْدُها
“Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Mekah, maka aku sungguh telah mengharamkan Madinah di antara kedua gunungnya. Pohon berdurinya tidak boleh dipotong dan binatang buruannya tidak boleh diburu”. (HR. Muslim: 1362)
Adapun Masjid Al Aqsha bukanlah tanah haram dengan makna tersebut sebagaimana disepakati kaum muslimin. Sebagian orang ada yang memperlebar ungkapan ini (tanah haram) sehingga seakan-akan Al Quds termasuk tanah haram.
Dengan demikian, tidak ada tanah haram di muka bumi ini selain tanah haram Mekah dan Madinah.(*)