MOESLIM.ID | Apabila wanita mengalami suci haid atau nifas setelah masuk waktu shalat asar, maka dia wajib mengerjakan shalat dzuhur dan asar dengan jamak takhir. Demikian pula ketika wanita suci dari haid atau nifas setelah masuk waktu isya, maka dia wajib mengerjakan shalat maghrib dan isya dengan jamak takhir.
Demikian pendapat jumhur ulama, baik di kalangan sahabat, tabiin, tabi’ tabiin dan ulama generasi setelahnya.
Ibnu Qudamah menyebutkan, “Apabila ada wanita yang mengalami suci haid atau orang kafir yang masuk Islam atau anak kecil yang baligh pada saat sebelum matahari terbenam, maka mereka shalat dzuhur dan asar. Demikian pula apabila ada wanita yang mengalami suci haid atau orang kafir yang masuk Islam atau anak kecil yang baligh pada saat sebelum terbit fajar, maka mereka shalat maghrib dan isya”.
Beliau melanjutkan, “Pendapat ini diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Ibnu Abbas, Thawus, Mujahid, Ibrahim An Nakhai, Az Zuhri, Rabi’ah Ar Ra’yi, Imam Malik, Al Laits bin Sa’d, Imam As Syafii, Ishaq bin Rahuyah, dan Abu Tsaur”.
Ibnu Qudamah melanjutkan, “Imam Ahmad mengatakan, mayoritas tabiin mengikuti pendapat ini kecuali Hasan Al Bashri saja. Beliau mengatakan, “Wanita yang mengalami suci haid tidak wajib mengerjakan shalat selain shalat saat dia suci”.
Dan ini merupakan pendapat At Tsauri dan para ulama Kufah.(Al Mughni, 1/441)