Takut Hantu atau Jin, Bagaimana Hukumnya Dalam Islam?

MOESLIM.ID | Untuk mengetahui hukum takut kepada jin atau hantu (dalam istilah masyarakat) dengan segala jenis atau sebutannya, perlu kita perjelas terlebih dahulu kategorinya, ada dua macam:

  1. Takut yang muncul dari tabiat (khouf thabi’i)
  2. Takut atas dasar keyakinan tidak wajar kepada jin

Takut jenis pertama, pada dasarnya tidak mengapa. Takut yang seperti ini bagian dari naluri manusia. Dimana seorang takut kepada segala yang berpotensi menimpakan bahaya yang wajar pada dirinya, baik dari bangsa manusia, jin ataupun hewan. Seperti takut kepada ular berbisa, hewan buas, perampok dll, demikian pula takutnya kepada jin tidak lebih seperti takutnya kepada hewan buas, perampok dll.

Baca Juga:  2030, Populasi Muslim di Kanada Diprediksi Meningkat

Syekh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah menerangkan hukumnya,

Ų§Ł„Ų®ŁˆŁ Ų§Ł„Ų·ŲØŁŠŲ¹ŁŠ ŁˆŲ§Ł„Ų¬ŲØŁ„ŁŠ في الأصل Ł…ŲØŲ§Ų­

Takut yang sifatnya tabiat, hukum asalnya mubah.

Beliau melanjutkan,

Ł„ŁƒŁ† ؄ن Ų­Ł…Ł„ على ترك واجب أو فعل محرم ŁŁ‡Łˆ محرم ، ŁˆŲ„Ł† استلزم ؓيئا Ł…ŲØŲ§Ų­Ų§ ŁƒŲ§Ł† Ł…ŲØŲ§Ų­Ų§

Namun, jika dapat menyebabkan seorang meninggalkan kewajiban atau melakukan perbuatan haram, maka takut jenis ini berubah hukumnya menjadi haram. Adapun jika berdampak memunculkan hal yang mubah saja, maka hukumnya mubah. (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin: 10/648)

Baca Juga:  Inilah Aturan Khitbah (Meminang) Dalam Syariat Islam

Nabi Musa alaihissalam pun pernah merasakan takut jenis ini. Allah ta’ala berfirman,

ŁŁŽŲ®ŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŽ Ł…ŁŁ†Ū”Ł‡ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ¢Ų¦ŁŁŁ—Ų§ ŁŠŁŽŲŖŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽŁ‘ŲØŁŪ– Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ Ł†ŁŽŲ¬ŁŁ‘Ł†ŁŁŠ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ł±Ł„Ū”Ł‚ŁŽŁˆŪ”Ł…Ł Ł±Ł„ŲøŁŽŁ‘Ł°Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ

Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, ā€œYa Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zhalim itu”.ā€ (QS. Al Qashash: 21)