
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa Abdullah Bin Abbas kemudian duduk bergantung pada doa Rasulullah ᚢallallahu alaihi wasallam tersebut. Ia berjuang dalam mengumpulkan ilmu dan menuntutnya serta dalam memahami agama Allah dengan segala kekuatan, semangat, kesabaran, dan tekad yang dimilikinya.
Abdullah Bin Abbas mulai belajar dengan terus membersamai Rasulullah ᚢallallahu alaihi wasallam sejak kukunya masih lunak hingga Rasulullah ᚢallallahu alaihi wasallam wafat.
Abdullah Bin Abbas dilahirkan ketika Bani Hasyim diboikot di tahun ketiga sebelum Hijrah. Ibunya adalah Lubabah binti Al Harits bin Hazan bin Bajiah bin Al Hazim bin Rubiyyah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin ᚢaʿᚣaʿah Al Hilali.
Abdullah Bin Abbas adalah orang yang langsung memiliki jawaban dan memiliki wajah yang berseri dan rona yang cemerlang. Rambutnya menjuntai sampai ke daun telinga yang diwarnai dengan inai.
Perawakannya putih tinggi kekuning-kuningan, kekar, dan tampan. Pengetahuannya berlimpah dan pengalamannya banyak. Abdullah Bin Abbas wafat di Thaif pada tahun enam puluh delapan Hijriah.(*)








