Abu Thalhah, Memeluk Islam Sebagai Mahar Pernikahan

Ilustrasi seorang pria di masjid Nabawi. (Foto: Net)

Abu Thalhah melakukan apa yang diajarkan padanya. Kemudian ia menikahi Ummu Sulaim. Tentang pernikahan ini, kaum muslimin mengatkaan, “Kami sama sekali tak pernah mendengar mahar yang lebih mulia dari maharnya Ummu Sulaim. Ia menjadikan maharnya keislaman suaminya.”

Sejak saat itu, ia pun menjadi orang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mendengarkan ucapannya. Dan tidak pernah berpaling dari tuntunannya.

Abu Thalhah adalah salah seorang sahabat yang terkenal pemberani. Ahli panah di masa jahiliyah dan Islam. Ia adalah salah satu dari dua belas orang yang turut serta dalam Baiat Aqobah. Turut serta dalam Perang Badar dan perang-perang setelahnya. Dan ia merupakan salah satu tokoh Anshar.

Abu Thalhah adalah seorang yang dermawan dalam berbagai kondisi. Baik saat sulit maupun lapang. Abu Thalhah memiliki kebun kurma dan anggur. Tidak ada di Madinah kebun yang lebih luas, lebih banyak pohonnya, lebih bagus kualitas buahnya dan airnya, melebihi kebun Abu Thalhah.

Baca Juga:  Revolusi Abbasiyah, Konflik Berdarah Perebutan Kakuasaan

Sejarawan berbeda pendapat tentang kapan wafatnya Abu Thalhah. Al Waqidi berpendapat bahwa Abu Thalhah wafat tahun 34 H. Utsman bin Affan menjadi imam shalat jenazahnya. Ada juga yang berpendapat Abu Thalhah wafat 32 H. Dan masih ada pendapat-pendapat lainnya tentang tahun wafat beliau.(islamstory.com)