
Meskipun memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni dalam ilmu bedah, Al Zahrawi selalu menolak untuk melakukan operasi berisiko atau tidak ia diketahui yang akan menjadi stres fisik dan emosional bagi pasien. Ia percaya akan pentingnya kehidupan manusia dan berusaha untuk memperpanjangnya selama mungkin.
Islam sama sekali tidak bertentangan dengan peradaban walaupun orang-orang yang tidak senang dengan Islam selalu meneriakkan bahwa suatu negara, kelompok masyarakat atau individu yang berpegang teguh terhadap Islam, maka kemajuannya akan terkekang.
Namun sejarah Islam mencatat hal yang berbeda dari yang mereka utarakan, terbukti dengan kehadiran seorang Abul Qasim Al Zahrawi, seorang pioner dalam ilmu bedah.
Orang-orang Eropa boleh berbangga dengan majunya ilmu kedokteran yang mereka miliki sekarang ini, tapi umat Islam adalah pelopornya. Cukuplah apa yang dikatakan oleh seorang pakar dalam anatomi Eropa, Hallery, sebagai buktinya.
Hallery mengatakan, “Seluruh pakar bedah Eropa sesudah abad ke-16 menimba ilmu dan berpatokan pada pembahasan buku Al Zahrawi.” (As Sirjani, 2009: 274).(kisahmuslim.com)








