
Setibanya para utusan itu disambut oleh Amirul Mu’minin dan dipersilakan duduk di dalam majelisnya. Mereka ditanya tentang kebutuhan-kebutuhannya dan kebutuhan rakyat semuanya.
Mereka berkata, “Tentang kebutuhan rakyat secara umum Anda lebih tahu karena Anda adalah pemimpin. Maka kami hanya berbicara atas nama pribadi kami sendiri.” Kemudian masing-masing meminta kebutuhannya.
Kebetulan Ahnaf bin Qais mendapatkan kesempatan terakhir untuk berbicara karena terhitung paling muda di antara mereka.
Ia memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian berkata; Wahai Amirul Mu’minin sesungguhnya tentara kaum muslimin yang dikirim ke Mesir, mereka tinggal di daerah subur menghijau dan tempat yang mewah peninggalan Fir’aun. Sedangkan pasukan yang dikirim yang mewah peninggalan Fir’aun.
Sedangkan pasukan yang dikirim ke negeri Syam, mareka tinggal di tempat yang nyaman, banyak buah-buahan dan taman-taman layaknya istana. Sedangkan pasukan yang dikirim ke Persia, mereka tinggal di sekitar sungai yang melimpah air tawarnya, juga taman-taman buah peninggalan para kaisar”.








