Ahnaf Bin Qais Berguru Kepada Umar Bin Khattab (2)

Kota Madinah dulu
Ilustrasi kota Madinah dulu. (Foto: Net)

Bergabunglah Ahnaf di bawah panji Islam dan menyerbu daerah Timur Persia. Beliau mampu membuktikan kepahlawanannya. Namanya makin tenar dan prestasinya kian cemerlang. Dia dan kaumnya, Bani Tamim, turut berjasa dalam menaklukkan musuh dengan pengorbanan besar. Banyak kota dan daerah yang dikuasai, termasuk kota Tustur dan menawan pemimpin mereka, yaitu Hurmuzan.

Dia adalah pemimpin Persia yang paling kuat dan keras serta memiliki tipu muslihat yang lihai dalam perang. Kemenangan kaum muslimin kali ini berhasil memaksa dia untuk menyerah. Berkali-kali sudah dia mengkhianati perjanjian damai dengan muslimin dan mengira bisa melakukannya terus-menerus dan merasa dapat memenangkan kaum muslimin.

Baca Juga:  Pertempuran Ain Jalut, Mongol Kalah di Palestina (2)

Tatkala dia terdesak disalah satu bentengnya yang kokoh di Tustur, dia masih berkata sumbar; “Aku punya seratus batang panah. Dan demi Allah, kalian tidak mampu menangkapku sebelum habis panah-panah itu. Padahal kalian tahu bahwa bidikanku tak pernah meleset, maka kalian tidak bisa menangkapku sebelum seratus orang dari kalian tewas”.

Pasukan Islam bertanya; “Apa yang engkau kehendaki?”. Hurmuzan menjawab; “Aku mau diadili di bawah hukum Umar bin Khaththab. Hanya dia yang boleh menghukumku.” Mereka berkata, “Baiklah. Kami setuju”.

Baca Juga:  Kisah Manshur Bin Ammar dan Pelayan Majikan yang Bengis

Dia pun meletakkan panahnya ke tanah lalu menyerah kepada kaum muslimin. Pasukan muslimin membelenggu dia kemudian mengirimkannya ke Madinah dalam pengawalan yang ketat dan para pahlawan perang di bawah pimpinan Anas bin Malik, pembantu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan juga Ahnaf bin Qais, murid dan kader Umar bin Khaththab.