
Sementara itu, adiknya tetap sayang kepadanya. Ia memberinya tempat tinggal, menyediakan makanan dan pakaian yang mencukupinya. Sayangnya, ia tidak merasa cukup dengan kasih sayang adiknya itu. Bahkan, ia mulai iri hati kepada adiknya.
Ia memutar otak untuk menguras kekayaan adiknya sehingga menjadi fakir sama seperti dirinya. Dengan demikian, hatinya akan merasa tenang karena orang-orang tidak akan mengejeknya lagi karena kemiskinannya sementara di pihak lain orang-orang menyanjung reputasi adiknya. Akhirnya, ia berusaha keras untuk meraih tujuan hina tersebut.
Akhirnya, ia mendapat bisikan dari Iblis agar mendatangi tukang dengki yang sudah terkenal dengan kedengkiannya. Sedikit sekali orang yang dapat selamat dari kedengkiannya.
Si tukang dengki ini matanya rabun dan nyaris tidak dapat melihat kecuali dalam jarak yang sangat dekat. Kemudian sang kakak tersebut mendatangi si tukang dengki yang sudah terkenal ini.
Ia meminta kepada tukang dengki agar ia mendengki harta adiknya dengan iming-iming imbalan yang akan diberikan ketika kekayaan saudaranya telah ludes. Si tukang dengki pun diajak ke sebuah jalan yang biasa dilewati oleh dagangan saudaranya.