
Lalu sang kakak tersebut mengingatkan si tukang dengki agar bersiap-siap untuk segera beraksi dengan berkata; “Bersiap-siaplah! Dagangan saudaraku sudah mendekat. Posisinya sekitar satu mil dari kita”.
Maka dengan penuh rasa dengki si tukang dengki berkata; “Alangkah dahsyatnya pandangan matamu!. Apakah kamu benar-benar dapat melihat barang dagangan saudaramu pada jarak sejauh itu?. Duhai kiranya saya mempunyai pandangan mata yang tajam seperti matamu”.
Tiba-tiba, sang kakak merasa sakit kepala, matanya menjadi gelap, dan seketika itu menjadi buta. Akhirnya, barang dagangan adiknya tersebut dapat melintasinya dengan selamat, tanpa gangguan sedikit pun.(*)