Moeslim.id | Budaya atau kebiasaan buruk masyarakat Arab jahiliyah jaman dahulu telah dijelaskan dalam Al Qur’an dan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Salah satu kebiasaan buruk mereka adalah berbangga dengan nasab dan sering mencela keturunan satu sama lainnya.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersadba;
أَرْبَعٌ في أمَّتِي مِنْ أمْرِ الجَاهِلِيَّةِ لا يَتْرُكُوهُنَّ: الفَخْرُ في الأَحْسَابِ، والطَّعْنُ في الأَنْسَابِ، والاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّياحَةُ
“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan: (1) membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan (4) meratapi mayit (niyahah)”. Lalu beliau bersabda; ‘Orang yang melakukan niyahah bila mati sebelum ia bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal’.” (HR. Muslim no. 934)
Termasuk budaya Arab jahiliyah juga adalah berbangga sebagai pengurus dan memimpin Masjidil Haram. Kaum Quraisy dan musyrikin Mekah membangga-banggakannya di hadapan Arab lainnya.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سامِرًا تَهْجُرُونَ
“Dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari”. (QS. Al Mu’minun: 67)









