
Dia adalah sosok yang memiliki kedudukan khusus bagi dirinya. Dia berfatwa dengan pendapat Ibnu Taimiyah dalam masalah talak sehingga dia mendapat cobaan dan persekusi karena hal tersebut.
Dia belajar Uṣhul Fikih dari Al Aṣfahani dan mendengar dari Ali Abu Naṣr Ibnu Asy Syirazi, Abul Qasim bin Asakir, dan banyak lagi yang lain.
Dia juga fokus menghafal matan, mempelajari sanad, kritik riwayat dan perawi, serta sejarah, hingga dia unggul dalam semua itu semenjak masih muda. Dia berfatwa, mengajar, berdebat, dan unggul dalam bidang fikih, tafsir, dan nahwu, dan sangat menguasai masalah kritik rawi dan riwayat.
Dia mengajar banyak sekolah di masa itu, di antaranya adalah Darul Hadits Al Asyrafiyyah, madrasah As Ṣaliẖiyyah, madrasah An Najībiyyah, madrasah Al Tankiziyyah, dan madrasah an-Nuriyyah Al Kubra.
Dia kuat ingatannya dan baik candanya. Karya-karyanya tersebar berbagai negeri di masa hidupnya dan orang-orang mengambil manfaat darinya setelah dia wafat.








