Imam An Nawawi, Tawadhu, Qana’ah Namun Berwibawa

Imam An Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis. Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam.

Beliau menulis surat berisi nasehat untuk pemerintah dengan bahasa yang halus sekali.

Suatu ketika beliau dipanggil oleh raja Azh Zhahir Bebris untuk menandatangani sebuah fatwa. Datanglah beliau yang bertubuh kurus dan berpakaian sangat sederhana.

Baca Juga:  Perang Dumatul Jandal dan Bani Musthaliq di Jaman Rasulullah

Raja pun meremehkannya dan berkata: “Tandatanganilah fatwa ini!”

Beliau membacanya dan menolak untuk membubuhkan tanda tangan.

Raja marah dan berkata: “Kenapa !?”

Beliau menjawab: “Karena berisi kedhaliman yang nyata.”

Raja semakin marah dan berkata: “Pecat ia dari semua jabatannya!”

Para pembantu raja berkata: “Ia tidak punya jabatan sama sekali.”

Raja ingin membunuhnya tapi Allah menghalanginya.

Raja ditanya: “Kenapa tidak engkau bunuh dia padahal sudah bersikap demikian kepada Tuan?”

Raja pun menjawab: “Demi Allah, aku sangat segan padanya.”

Baca Juga:  Abdurrahman Al Ghafiqi Menjadi Gubernur Andalusia (3)

Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, diantaranya:

  1. Dalam bidang hadits: Arba’in, Riyadhush Shalihin, Al Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al Basyirin Nadzir.
  2. Dalam bidang fiqih: Minhajuth Thalibin, Raudhatuth Thalibin, Al Majmu’.
  3. Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma wal Lughat.
  4. Dalam bidang akhlak: At Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul Arifin, Al Adzkar.