MOESLIM.ID | Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu anhu termasuk orang yang mendapatkan kemuliaan yang disebutkan dalam ayat di atas, bahkan beliau rahimahulllah mengecam orang-orang yang mencela Abu Bakar Radhiyallahu anhu setelah Allah ridha kepadanya.
Disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhâjirin dan Anshâr serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allâh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allâh, dan Allâh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [at-Taubah/9:100]
Allah yang Maha Agung telah mengabarkan bahwa Ia telah ridha kepada orang-orang yang pertama-tama masuk Islam dari kaum Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Maka alangkah celaka orang yang membenci maupun mencela mereka, atau sebagian dari mereka, terlebih pemimpin para sahabat setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, orang terbaik dan paling utama diantara mereka, yaitu orang yang paling besar pembenarannya, khalifah yang mulia, Abu Bakar bin Abi Quhafah, semoga Allah meridhainya.
Sesungguhnya kelompok Syi’ah Rafidhah yang terhina telah memusuhi para sahabat, membenci dan mencela mereka. Kita berlindung kepada Allah dari sifat itu. Ini menunjukkan bahwa akal mereka telah terbalik, hati mereka tertutup.
Dimanakah keimanan mereka terhadap Al Qur’an ketika mereka mencela orang-orang yang telah diridhai Allah? Adapun Ahlussunnah, mereka selalu mendo’akan keridhaan Allâh bagi orang-orang yang telah Allah ridhai, dan mencela orang yang telah dicela Allah dan Rasul-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/203)









