Juhayman yang Memberontak dan Membajak Masjidil Haram (2)

Ilustrasi kebakaran Masjidil Haram. (Foto: Net)

Selama beberapa minggu Juhayman dan pengikutnya yang memliki kemampuan militer mengawasi pergerakan yang terjadi di Kota Mekah dan sibuk keluar masuk kota suci tersebut. Akhirnya hari yang mengerikan itu tiba, tanggal 20 November 1979, di waktu shalat subuh, Juhayman bersama 270 orang pengikutnya masuk ke Masjid al-Haram.

Mereka membaur bersama jamaah yang masuk ke dalam masjid untuk menunaikan shalat subuh. Mereka membawa beberapa peti jenazah dan mengatakan kepada penjaga bahwa peti itu berisi jenazah yang akan dishalatkan bersama jamaah masjid, padahal peti tersebut berisi lusinan senjata yang akan mereka gunakan untuk membajak Masjid al-Haram.

Baca Juga:  Kisah Mendebarkan Tentang Malaikat Dalam Perang Badar

Selama shalat subuh berlangsung, orang-orang Juhaiman menggembok pintu-pintu Masjid al-Haram dan menempatkan dua penjaga untuk masing-masing pintu. Selepas shalat subuh mereka mulai membajak masjid, masjid yang kala itu penjagaannya tidak seketat sekarang sangat mudah mereka kuasai.

Syaikh Muhammad Al Subayyil yang mengimami shalat subuh kala itu menyatakan, ketika shalat subuh usai mereka segera mengambil mikropon dan mengumumkan bahwa mahdi telah muncul. Juhayman memperkenalkan sang mahdi, Muhammad Al Qahthani, kepada para jamaah.

Baca Juga:  Musailamah Al Kadzab Dedengkotnya Nabi Palsu

Lalu kelompok ini membaiat Al Qahthani di Masjidil Haram, sambil meletupkan tembakan ke udara mereka mengintimidasi jamaah agar membaiat Al Qahthani juga. Para jamaah haji dipersilahkan meninggalkan masjid, sementara warga Arab Saudi asli dipaksa untuk melakukan baiat.