Kisah Abul Hasan Al Asy’ari Kembali Dari Penyimpangan

Kisah Abul Hasan Al Asy’ari. (Foto: Net)

Awalnya, Abul Hasan Al Asy’ari adalah seorang yang bermadzhab Mu’tazilah dan memegang pemahaman ini selama 40 tahun. Ia dianggap seorang imam dan kemudian ia menghilang selama lima belas hari.

Tiba-tiba, ia muncul di masjid Jami kota Bashrah, dan setelah shalat Jum’at, ia naik ke atas mimbar seraya berkata;

“Jemaah sekalian. Aku menghilang dari kalian selama beberapa hari, karena ada dalil-dalil yang bertentangan dan sama kuatnya, namun aku tidak mampu menetapkan mana yang hak dan mana yang bathil. Aku memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Dia memberiku petunjuk, dan aku tuangkan ke dalam buku ku ini. Dan aku melepaskan semua aqidah (keyakinan) yang dulu aku pegang, sebagaimana aku membuka bajuku ini”.

Baca Juga:  Saudah Binti Zam’ah, Istri Rasulullah yang Bijaksana

Kemudian ia membuka bajunya dan membuangnya, lalu memberikan bukunya tersebut kepada para jemaah.

Kesungguhan Abul Hasan Al Asy’ari melepaskan diri dari pemahaman menyimpang Mu’tazilah, ia mulai membantah pemikiran Mu’tazilah dan mendebat mereka. Bahkan ia menulis sampai tiga ratus buku untuk membantah Mu’tazilah. Dalam membantahnya, ia menggunakan rasio dan prinsip-prinsip logika.

Ia kemudian pindah ke Baghdad dan bergabung bersama para tokoh murid-murid Imam Ahmad. Kemudian ia menulis beberapa risalah berisi pernyataan taubatnya dari seluruh pemikiran Mu’tazilah dan syubhat-syubhat Kullabiyyah.(*)