
Setelah menjalani hidup berkeluarga selama 6 bulan, mulailah istriku membuat ulah, sampai membuat ibuku marah. Sampai suatu saat, ketika saya masuk rumah, tiba-tiba saya mendengar tangisan istriku.
Spontan aku tanyakan tentang sebabnya, istriku malah mengancam; “Pilih saya atau ibumu yang tinggal di rumah ini. saya sudah gak sanggup tinggal bersamanya”.
Spontan aku jadi seperti orang gila. Aku usir ibuku dari rumah, di saat puncak kemarahanku. keluarlah ia sambil menitikkan air mata. Ucapan indah yang aku dengar; “Semoga Allah membahagiakanmu wahai anakku”.
Setelah agak mereda, akupun mengejarnya. Aku mencarinya, tapi terlambat sudah. Ibuku telah menghilang. Aku kembali pulang. Istriku berusaha untuk menenangkan aku. Dia bujuk rayu aku agar mulai lupa dengan ibuku, emas yang paling berharga bagiku..
Aku kehilangan berita tentang ibuku sampai kurun waktu yang lama. Pada kesempatan yang sama, aku menderita sakit parah yang menyeretku ke rumah sakit. Ternyata ibuku mendengar berita tentangku. Ia datang ke rumah sakit untuk menjengukku.