Kisah Hidup Qorun yang Sombong Dengan Kekayaannya

Kezaliman Qarun telah melampaui batas. Dia telah menzalimi diri sendiri, kaumnya, dan angkuh terhadap mereka. Qarun memiliki sebab-sebab yang dapat menghantarkan dirinya pada kekayaan di bidang ekonomi hingga dia menjadi pemimpin yang agung.

Sepadan dengan kepemimpinan Fir’aun dalam hal politik. Keduanya sama-sama memerankan monopoli pasar dan perdagangan. Memonopoli pemikiran dan akal masyarakat umum yang lugu; yang rela begitu saja dengan kondisi yang ada.

Firman Allah, “(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.”

Baca Juga:  Abu Jahal, Si Penentang Terkeras Dakwah Rasulullah

Menunjukkan eksistensi para da’i yang mengingatkan Qarun kepada Allah. Mereka semua turut serta membantu Nabi Musa dan saudaranya Harun.

Perkataan mereka, “Janganlah kamu terlalu bangga.” Artinya, jangan terlalu bangga yang berakibat pada keingkaran dan lupa akan hak-hak Allah. Kebanggaan yang berakibat pada kezaliman dan kesewenang-wenangan terhadap hamba; kebanggaan yang akan menyiksa dan menindas kaum fakir dan lemah.