
Juraij pun berusaha membela diri, dan bertanya kepada mereka; “Apa gerangan yang terjadi pada kalian?”, mereka menjawab; “Kamu telah berzinah dengan wanita kotor ini yang telah melahirkan anakmu”.
Maka Juraij menjawab pelan; “Mana anaknya?”. Akhirnya mereka membawa bayi tersebut di hadapannya.
Juraij berkata; “Biarkan saya mengerjakan shalat”. Lalu ia pun mengerjakan shalat, tatkala selesai, ia mendatangi bayi tersebut sambil menepuk perutnya, dan bertanya; “Wahai anak kecil! Siapa bapakmu?”. Bayi tersebut menjawab; “Si fulan, seorang pengembala!”.
Akhirnya mereka sadar, dan merasa bersalah terhadap Juraij, sehingga mereka menciuminya, serta mengusap-usap dirinya, sembari mengatakan; “Kami akan bangunkan tempat ibadah yang baru untukmu dari emas”.
Juraij lalau menjawab; “Jangan, tapi bangunlah dari tanah seperti sediakala”.(*)








